SaosCabe - Halo cabe ! Masi betah bacain kita ? Masih banyak teori kalian untuk dirusak ? Kali ini mbah sarep dari cecabean bakalan ngebahas yang namanya pacaran. Atau lebih spesifiknya, waktu yang tepat untuk pacaran. Apakah pacaran itu sebuah hobi? coba cek hobi di tahun 2015
Didasari dengan yang namanya pemandangan yang gue bareng temen-temen gue liat waktu ada dua anak kecil pake baju putih celana merah pegangan tangan sambil nungguin angkot. Iya, pegangan tangan. Sekali lagi, pegangan tangan. Pada awalnya kami mencoba berpikir positif. Mungkin mereka adik kakak. Mungkin. Namun ketika terucaplah kata "papa" dan "mama" dari mulut kecil mereka, hati ini semakin miris.
Bukan, gue bukan miris karena gue tuna asmara (dibaca : jomblo ngenes yang udah hidup semenjak candi borobudur masih berupa petak-petak sawah). Hati gue miris karena pada umur segitu, gue yang masih belepotan sama ingus, cuma peduli sama gimana kartu Yugi-Oh gue bisa jadi deck dewa.
Dan dengan ketiga temen gue yang lain, gue mulai ngajukan satu kalimat yang gue ga sadar ini akan menimbulkan perdebatan sengit setingkat sun go kong melawan siluman kerbau. "Kira-kira kapan ya waktu yang tepat untuk pacaran?". Dan, inilah jawaban sesat mereka.
"Ga ada waktu untuk memulai yang namanya pacaran, karena emang pacaran itu ga ada dalam agama".
Jawaban pertama ini gue terima dari temen gue yang tingkat keimanannya udah setara sama ustadj. Selain saleh dan cakep, suara doi pas ngaji itu merdu banget sumpah. Sholat jangan ditanya. Udah cocok banget untuk jadi imam keluarga. Yang mau kenalan ama doi, tulis aja di comment box no hp elo. Ntar gue comblangin. Oke berhenti promote-in temen gue. Untuk jawaban ini, kami semua sepakat untuk diam. Alasan agama ga bisa dilawan bro !"Kapan aja boleh deh. Asal ada calon yang mau"
Jawaban ini keluar dari makhluk berjenis kelamin jomblo di antara kami. Entah karena faktor resiko di tolak sampai 56 kali dalam satu minggu ini, doi ngeluarin jawaban itu dengan mantap. Alasan dia cukup sederhana. Iya, yang namanya pacaran bisa dimulai kalo udah ada dua orang yang saling menerima. Cukup sederhana."Kalo keduanya udah sama sama dewasa"
Jawaban ini gue terima dari makhluk paling cantik diantara kami. Bukan karena dia satu-satunya cewe, tapi karena dia emang beneran cantik.Memang benar wanita lebih banyak berpikir dari makhluk berekor kayak kami. Dengan pengalaman nya yang segudang tentang dunia asmara, dia menambahkan beberapa alasan yang lebih mendukung pendapatnya. Menurut doi, yang namanya pacaran itu kita harus bisa memaksimalkan yang namanya bahagia dan meminimalkan yang namanya kesedihan. Memang, selalu ada yang namanya 'pertama kali'. Tapi bukannya jauh lebih enak kalau kita pacaran itu seneng yaa? Ga ada sedih sedihnya cuma karena beda pendapat atau alasan sepele seperti cemburu monyet? Jadi kalau keduanya udah dewasa, baru bisa pacaran. Kalau masih belum, yauda pedekate aja kan ga salah.
Begitulah jawaban sucinya.
Mendengar itu, kami terdiam. Iya, kami terdiam karena sesak nahan boker.
Udah ya, pilih sendiri aja jawabannya. Kalau mau nambahin tulis di comment box ya. Gue mau ke toilet dulu. Udah ga tahan.
Website Humor Indonesia dari Medan
0 comments:
Post a Comment
GAK PERLU DIKOMEN